candi borobudur

Rabu, 29 Mei 2013


Candi Borobudur


Selayang Pandang

Borobudur merupakan salah satu peninggalan sejarah terbaik di dunia dan oleh UNESCO dicatat dalam Daftar Peninggalan Sejarah Dunia (World Wonder Heritages). Konon, candi ini sempat terkubur oleh letusan gunung Merapi (950 M) dan baru ditemukan lagi pada abad 19 oleh Gubernur Jenderal Sir Thomas Raffles (1814). Candi Borobudur berbentuk punden berundak, yang terdiri dari enam tingkat berbentuk bujur sangkar. Tiga tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya.
Candi yang merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia ini dibangun oleh Raja Syailendra pada Abad VIII Masehi. Kata borobudur berasal dari bara dan budur. Bara/vihara artinya kompleks candi dan budur atau beduhur artinya di atas atau bukit. Jadi, borobudur bisa diartikan sebagai Kompleks Candi yang berada di atas bukit. Tinggi bangunan mencapai 34,5 m. Bangunan candi berbentuk tingkatan. Semakin keatas semakin kecil, mirip bangunan limas. Tingkat 1 sampai 6 berbentuk bujur sangkar dan tingkat 7 sampai 10 berbentuk lingkaran. Pada Candi Borobudur terdapat 1460 relief dan Arca Buddha sebanyak 504 buah dan stupa 72 buah. Jika dilihat dari atas, maka Candi Borobudur nampak seperti bunga teratai.
Keistimewaan
Candi yang terdiri dari 10 tingkat ini memiliki kisah-kisah Buddha yang dipahatkan pada sepanjang dindingnya. Setiap tingkatan memiliki relief-relief indah yang menunjukkan betapa mahir pembuatnya. Gugusan relief itu akan terbaca secara runtut bila pengunjung berjalan searah jarum jam (arah kiri dari pintu masuk candi). Pada reliefnya, Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar yang merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang).
Selain menjadi simbol tertinggi dalam agama Buddha, stupa dari Borobudur adalah replika dari jagad raya. Hal itu menyimbolkan mikro-kosmos, yang terbagi menjadi 3 tingkat. Tingkat pertama adalah dunia manusia di mana keinginan masih dipengaruhi oleh dorongan negatif. Tingkat kedua, dunia di mana manusia telah mampu mengendalikan dorongan negatifnya dan menggunakan dorongan positifnya. Dan tingkat yang paling tinggi, di mana dunia manusia tak lagi didominasi oleh keinginan-keinginan duniawi.
Dengan segala pesona dan misterinya, wajar bila banyak orang dari segala penjuru dunia memasukkan Borobudur sebagai tempat yang harus dikunjungi dalam hidupnya. Selain menikmati candinya, pengunjung juga bisa berkeliling ke desa-desa di sekitar Borobudur, seperti Karanganyar dan Wanurejo untuk melihat aktivitas warga pembuat kerajinan. Pengunjung juga bisa pergi ke puncak Watu Kendil untuk dapat memandang panorama Borobudur dari atas. Jadi, tunggu apa lagi?
Lokasi
Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Akses
Lokasi candi kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Kalau dari arah Semarang, pengunjung dapat naik bus jurusan Semarang-Yogyakarta dan turun di terminal bus Magelang dengan waktu tempuh 2,5 sampai 3 jam. Dari terminal bus Magelang, perjalanan dapat dilanjutkan dengan menggunakan minibus jurusan Borobudur dengan biaya sekitar Rp 5000 (April 2008).
Sedangkan jika ditempuh dari arah Yogyakarta, perjalanan membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam dengan kendaraan umum atau kendaraan pribadi. Sampai di lokasi parkir, perjalanan sekitar 15 menit masih harus ditempuh dengan berjalan kaki melewati taman bunga dan tangga.
Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Sebagai salah satu tujuan wisata tersohor di dunia, kompleks wisata Candi Borobudur menyediakan fasilitas/akomodasi yang cukup lengkap, seperti hotel/rumah penginapan, restoran/rumah makan, toko-toko cenderamata, juga warung telekomunikasi. Di samping itu, keberadaan tenaga guide/pemandu wisata yang mudah dijumpai di sekitar Candi akan membuat perjalanan wisata menjadi semakin komplit, karena pengunjung akan dipandu menggali informasi yang terkait dengan sejarah, budaya dan makna arsitektural dari Candi Borobudur.

 DOWNLOAD OBJEK WISATA CANDI BOROBUDUR

   CANDI PRAMBANAN
Prambanan Prambanan Prambanan

 
Candi Prambanan adalah mahakarya kebudayaan Hindu dari abad ke-10. Bangunannya yang langsing dan menjulang setinggi 47 meter membuat kecantikan arsitekturnya tak tertandingi.

Prambanan, Candi Hindu Tercantik di Dunia

Candi Prambanan adalah bangunan luar biasa cantik yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, di tengah area yang kini dibangun taman indah.
Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.
Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.
Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.
Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.
Candi pendamping yang cukup memikat adalah Candi Garuda yang terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang. Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti 'terbit' atau 'bersinar', biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa).
Kemampuan menyelamatkan itu yang dikagumi oleh banyak orang sampai sekarang dan digunakan untuk berbagai kepentingan. Indonesia menggunakannya untuk lambang negara. Konon, pencipta lambang Garuda Pancasila mencari inspirasi di candi ini. Negara lain yang juga menggunakannya untuk lambang negara adalah Thailand, dengan alasan sama tapi adaptasi bentuk dan kenampakan yang berbeda. Di Thailand, Garuda dikenal dengan istilah Krut atau Pha Krut.
Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon Kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini membuat para ahli menganggap bahwa masyarakat abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.
Sama seperti sosok Garuda, Kalpataru kini juga digunakan untuk berbagai kepentingan. Di Indonesia, Kalpataru menjadi lambang Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Bahkan, beberapa ilmuwan di Bali mengembangkan konsep Tri Hita Karana untuk pelestarian lingkungan dengan melihat relief Kalpataru di candi ini. Pohon kehidupan itu juga dapat ditemukan pada gunungan yang digunakan untuk membuka kesenian wayang. Sebuah bukti bahwa relief yang ada di Prambanan telah mendunia.
Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu natural sehingga para biolog bahkan dapat mengidentifikasinya sampai tingkat genus. Salah satunya relief Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) yang mengundang pertanyaan. Sebabnya, burung itu sebenarnya hanya terdapat di Pulau Masakambing, sebuah pulau di tengah Laut Jawa. Lalu, apakah jenis itu dulu pernah banyak terdapat di Yogyakarta? Jawabannya silakan cari tahu sendiri. Sebab, hingga kini belum ada satu orang pun yang bisa memecahkan misteri itu.
Nah, masih banyak lagi yang bisa digali di Prambanan. Anda tak boleh jemu tentunya. Kalau pun akhirnya lelah, anda bisa beristirahat di taman sekitar candi. Tertarik? Datanglah segera. Sejak tanggal 18 September 2006, anda sudah bisa memasuki zona 1 Candi Prambanan meski belum bisa masuk ke dalam candi. Beberapa kerusakan akibat gempa 27 Mei 2006 lalu kini sedang diperbaiki.